Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur.
Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam
di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin
membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan
kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku."
Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.
Bibit yang kedua bergumam. "Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak
tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika
kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini
pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba
untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha
untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman."
Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit
yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita
jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan
kebimbangan- kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan
untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah
Hidup Adalah Pilihan
Label:
inspiration,
motivation
- Tuesday, December 04, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Komentar:
Post a Comment